Jumat, 04 Oktober 2013

“TAK SEINDAH MALAIKAT”




Lelah ku bersembunyi dalam hati yang kuat
Yang nyatanya hati ini sudah lama hancur
Kusembunyikan tangis di dalam tawa
Kusembunyikan duka dalam canda
Adakah seorang malaikat bersayap
Merubah hidupku menjadi lebih indah
Seindah kau Malaikat bersayap
 
      Atau haruskah aku mati
      Supaya malaikat itu kemari
      Atau haruskah aku terluka lebih dalam
      Supaya cahaya muncul dalam kelam 
           
            Wahai Malaikat bersayap
            Hadirlah dalam hidupku yang kelam
            Berilah sedikit cahaya dalam hidupku 
            Supaya hidupku lebih indah
            Seindah dirimu
            Wahai malaikat bersayap

LoVe At FiRsT SiGhT


   Kehidupanku mendekati sempurna mempunyai seorang ayah yang baik,ramah,perhatian terhadap keluarga,kocak dan mempunyai seorang ibu yang berhati lembut.Apalagi yang kurang,aku tahu kekurangannya adalah aku tidak mengenal siapa kakekku.Setiap kali aku bertanya dad dan mom hanya duduk termenung,tak ada satu orangpun yang mau menjawabnya.Aku lelah bertanya kepada mereka,mereka juga tidak mau menjawabnya jadi aku hanya menyimpannya dalam hati.
   Tahun telah berganti umurku menginjak 6 tahun,orang-orang di sekitar kami sangat iri dengan kehidupan kami yang sangat akrab dan harmonis.Dan aku sangatlah bangga dan bahagia dapat lahir di keluarga yang sangat luar biasa ini.Tetapi di hari ulang tahunku yang ke 6,terjadi sebuah peristiwa yang merubah hidup bahagiaku menjadi mimpi buruk yang tak ada habisnya.Ayahku mendapat tugas dari atasannya untuk memadamkan rumah yang terbakar di daerah Pearlville.Saat itu aku merasa ada sebuah perasaan janggal dan aku tak tahu apa itu.Mungkin karena waktu itu aku masih terlalu kecil untuk mengerti apa yang aku rasakan waktu itu.Ibu mengijinkan ayah pergi bertugas seperti biasa.Tapi kenapa aku yang tidak rela ayah meninggalkanku.”Bri,sayang ayah hanya pergi sebentar ayah nanti kembali membawa boneka beruang kesukaanmu” kata dad sambil tersenyum.mom menepuk pundakku lalu mengangguk.”Iya,yah tapi dad  janji pulang bawa boneka beruang yang besar ya yah!”
“iya anak pintar jaga ibu ya selama ayah tak ada” melambaikan tangan “OK”.

In Love with Demon

1. Pertemuan


   Senin siang yang cerah,dimana matahari bersinar dengan hangatnya di kota paris tercinta. Aku berada di sebuah butik kecil di pusat kota paris yang mana terdapat butik-butik besar dan banyak perancang terkenal di sekitarnya. Butik ini milik ibuku Caitlin Calanthe Mallory, dari sinilah kami menggantungkan hidup. Meski butik ini kecil namun barang-barangnya yang ada di dalam tidak kalah dengan butik-butik besar dan perancang terkenal. Aku Arlette Mallory dan sahabatku Raissa Raine sering menjadi mata-mata lebih tepatnya sebagai tempat mencari tahu style apa yang sedang berkembang di kota paris ini dengan pergi dari satu butik ke butik yang lain atau dari satu mall ke mall yang lain. Terus terang aku tidak menyukai mall dan berbelanja dimana sering membuat kakiku merasa pegal. Aku lebih suka mencipta di banding membeli. Karena kegiatan kami,aku dan Raissa sering terkena amarah penjaga atau pemilik butik atau toko-toko di mall karena mereka mengira kami mencuri desain mereka. Kami sama sekali tidak mencuri desain,kami hanya mencari inspirasi dari desain mereka.

Rabu, 19 Juni 2013

Heart n’ Soul part Darryl


       I.            First Sight

         14 Februari 2007, aku tidak akan pernah melupakan tanggal itu. Tanggal dimana aku bertemu seorang wanita yang menjungkir balikkan hatiku,mengubahku menjadi lebih berarti,wanita yang mampu melihat diriku lebih dalam di bandingkan orang lain. Wanita itu bernama Shena umurnya setahun lebih muda dariku dia juga sahabat dari adikku Claire. Hari itu aku sedang berada di kamar sedang berlatih beberapa nada dengan gitarku. Aku mendengar pintu depan terbuka,tanpa mengintipnya aku tahu kalau itu Claire. Jadi aku tetap memetik senar gitarku,aku terhenti ketika mendengar dua suara tawa dari depan. Aku mengenali salah satu tawa itu milik adikku tapi Claire sedang tertawa bersama siapa. Aku sangat menyukai tawa itu terdengar lembut dan renyah sehingga orang yang mendengar tawanya ikut merasa senang dan bahagia. Kuletakkan gitarku di ujung tempat tidur,ku buka pintu sedikit mengintipnya melalui celah itu. Dari celah itu aku hanya melihat punggung adikku Claire dan sebagian rambut perempuan yang sepertinya temannya. Rambut perempuan itu berwarna cokelat sebatas punggung yang di biarkan terurai dari rambutnya aku menduga dia keturunan asing,Claire memang bersekolah di Smp swasta bertaraf internasional jadi kemungkinan besar teman-temannya adalah keturunan asing. Sangat berbeda dengan tempatku bersekolah,aku bersekolah di salah satu Smp negeri di kota Bandung. Walau sering aku menjadi pusat perhatian karena mempunyai tampang bule. Alasan lain kami berbeda sekolah karena aku tak ingin bersama dengan adikku, aku tidak menyukai dia sehingga jika aku mempunyai kesempatan untuk berjauhan dengannya aku akan mengambilnya. Aku mencoba mengulurkan kepalaku lebih lagi supaya aku dapat melihat pemilik tawa indah itu tapi sia-sia yang kulihat hanya sebatas rambutnya hampir sebagian wajahnya tertutup oleh adikku itu.

  Aku pergi kearah  dapur berpura-pura mengambil air,siapa tahu suara gemuruh yang dihasilkan dispanser dapat membuat perempuan itu mengalihkan pandangannya kepadaku. Aku melirik dengan ujung mataku berharap ini dapat berhasil, lagi-lagi aku harus mengalami kekecewaan perempuan itu tidak melihat ke arahku. Bukan Darryl namanya jika mudah menyerah.“Claire,apakah temanmu sudah kau buatkan minum.” Tanyaku berusaha memecah kesunyian. Aku melihat bahu adikku menegang,aku tahu ini pasti mengagetkan dia karena biasanya aku selalu menjauhinya bahkan tidak pernah bicara dengannya. Sedetik kemudian dia kembali rileks dia memutar tubuhnya ke arahku pada detik itu juga aku merasa kecewa lagi aku tetap tidak melihat wajahnya karena gadis itu sedang menunduk.“ Belum.” Jawab Claire  kemudian membalikkan badannya untuk berbicara “ Aku tinggal buat minuman dulu ya  “ Biar aku saja yang buat.”Kataku spontan